Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
INDEKS DOLAR AS AMBRUK, DORONG PENGUATAN RUPIAH

09 November 2022, 09.55 WIB


image

Rupiah diperdagangkan menguat terhadap kurs dolar AS pagi ini Rabu (9/11/2022). Jika penguatan ini mampu dipertahankan hingga penutupan perdagangan nanti, maka rupiah mencatat penguatan 3 hari berturut-turut, meski sebelumnya hanya menguat tipis.

Berdasarkan data Refinitiv, mata uang Garuda dibuka langsung menguat 0,29% ke posisi Rp15.650/US$. Sedangkan dalam 2 hari terakhir, rupiah tercatat menguat 0,06% dan 0,19%.

Penurunan indeks dolar AS selama 3 hari beruntun mendorong penguatan bagi rupiah. Dalam 3 hari, indeks dolar AS yang mengukur penguatan dolar AS mengalami kejatuhan hingga nyaris 3%.

Indeks dolar AS ambruk setelah rilis data tenaga kerja AS menunjukan pelambatan.

Dari laporan Departemen Tenaga Kerja AS, tingkat pengangguran untuk bulan Oktober naik dari bulan sebelumnya di 3,5% menjadi 3,7%. Naiknya angka pengangguran kembali menguatkan harapan bank sentral AS atau The Fed untuk melonggarkan laju kenaikan suku bunga acuannya.

Ekspaktasi tersebut muncul setelah sejumlah pejabat The Fed menyatakan keinginannya agar laju kenaikan suku bunga dilonggarkan untuk menghambat penurunan tajam pada perekonomian AS.

Di sisi lain, melihat data tenaga kerja yang mulai menurun, The Fed kemungkinan juga akan mulai lebih serius dalam mempertimbangkan pelambatan kenaikan suku bunga. Bank sentral AS diperkirakan akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada bulan Desember menjadi 4,25% hingga 4,5%, dengan probabilitas sebesar 56%.

Selain data tenaga kerja, fokus saat ini tertuju pada data inflasi AS, yang menjadi acuan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya.

Sementara inflasi Oktober akan dirilis Kamis besok (10/11/2022), yang diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi 8% (yoy) dari bulan sebelumnya di 8,2% (yoy). Sedangkan inflasi inti juga diprediksi akan menurun dari angka sebelumnya di 6,6% menjadi 6,5%.

Jika hal tersebut terealisasi, maka inflasi akan mengalami penurunan dalam 5 bulan dan inflasi inti turun untuk pertama kalinya setelah mengalami kenaikan 3 bulan berturut-turut. Rilis data yang lebih rendah dari perkiraan tentu akan mendorong harapan besar terhadap The Fed untuk melonggarkan kebijakannya, serta membuat indeks dolar AS kembali melemah.

Dapat Kurs Terbaik Hanya Ada Di PT.SAVE Money Changer, Berlokasi Di Daerah Sunter Jakarta Utara