Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
KENAIKAN YIELD TREASURY DAN DOLAR AS BIKIN RUPIAH LESU

26 Maret 2021, 09.58 WIB


image

Pada penutupan perdagangan kemarin sore, Kamis (25/3/2021). Nilai tukar rupiah ditutup stagnan terhadap dolar AS di level Rp14.440/US$, setelah sempat melemah 0,24% pada awal perdagangan.

Kinerja rupiah terlihat cukup bagus kemarin, jika dibandingkan dengan laju mata uang utama Asia lainnya yang mayoritas menyusut.

Ekspektasi pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam tahun ini, menjadi pendorong kuatnya laju dolar AS.

Selama dua hari terakhir, Gubernur The Fed dan Janet Yellen, melakukan rapat kerja dengan Kongres AS. Dan meyakini bahwa perekonomian AS akan sangat kuat di tahun 2021.

Pertumbuhan ekonomi AS yang mengalami pemulihan bisa menjadi kabar baik atau pun kurang baik. Kabar baiknya, saat negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia pulih, maka negara-negara lain akan ikut bangkit. Hal ini dikarenakan, roda bisnis akan berputar lebih cepat, dan ekspor ke Negeri Paman Sam akan naik.

Sedangkan kabar kurang baiknya yaitu, akan ada risiko terjadinya capital outflow dari negara-negara emerging market menuju ke Amerika Serikat. Sehingga mata uang emerging market seperti rupiah bisa tertekan.

Sementara pada perdagangan hari ini, Jumat (26/3/2021). Rupiah mendapat angin segar dari sentimen pelaku pasar yang membaik. Hal ini terlihat dari penguatan bursa saham Eropa dan Wall Street kemarin, disusul bursa Asia pagi ini.

Namun, yield obligasi Treasury dan indeks dolar AS kembali bergerak naik hari ini. Dolar AS bahkan mencapai posisi tertingginya 4 bulan, dan hari ini naik 0,27%. Kenaikan kedua aset tersebut tentunya memberikan tekanan terhadap pergerakan rupiah.

Pergerakan nilai tukar rupiah berisiko mengalami pelemahan di sekitar posisi Rp14.460 hingga ke level Rp14.470/US$.