KESEPAKATAN OPEC DORONG KENAIKAN TINGGI HARGA MINYAK DUNIA

01 Desember 2016, 10.27 WIB


image

Pada perdagangan hari ini, pergerakan harga minyak dunia mengalami kenaikan tinggi hingga mencapai lebih dari 10% dan menembus ke posisi US$50/barel tertinggi dalam satu bulan, hal ini terjadi karena beberapa produsen terbesar di dunia yang ikut bergabung dalam OPEC sepat untuk membatasi produksi untuk pertama kalinya sejak 2008 dalam upaya untuk mendukung harga.

Berdasarkan dari Reuters, Kamis (1/12/2016), untuk pengiriman Januari, harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan sebesar US$4,21 atau 9,6% menjadi US$49,44/barel. Sebelumnya harga minyak AS sempat mengalami kenaikan hingga 10% atau terbesar dalam satu hari sejak Februari.

Sedangkan untuk harga minyak Brent juga naik sebesar US$4,09/barel atau 8,82% ke posisi US$50,47/barel untuk pengiriman Januari. Kenaikan harga minyak mentah hampir 5% sepanjang bulan tersebut. Namun, ada kemungkinan kenaikan tidak akan naik lebih lanjut dalam reaksi terhadap kesepakatan bahkan mungkin hanya bersifat sementara.

OPEC yang telah menyumbang sepertiga dari pasokan minyak dunia, setuju untuk memangkas produksi mulai januari sekitar 1,2 juta barel/hari (bph), atau lebih dari 3% menjadi 32,5 juta barel/hari.

Selain itu, Arab Saudi juga akan mengambil bagian terbesar dari pemotongan untuk mengurangi produksi dengan hampir 500.000 barel/hari menjadi 10,06 juta barel/hari untuk memperoleh kesepakatan yang dilakukan.

Irak yang sebelumnya juga menolak rencana tersebut akhirnya setuju untuk mengurangi produksi sebesar 200.000/hari menjadi 4.351 barel/hari.

Dan anggota non-OPEC Rusia, yang telah lama menolak pemotongan produksi dan mendorong produksi ke posisi tertinggi baru dalam beberapa bulan terakhir, sepakat untuk memangkas produksinya sebesar 300.000 barel/hari. Pada 9 Desember mendatang OPEC akan melakukan pertemuan dengan produsen non-OPEC.

Harga minyak akan terus memperkuat kesepakatan itu, namun kenaikan tajam akan terbatas sebagai skeptisisme pasar tetap hidup tentang seberapa besarnya pengaruh pemotongan produksi minyak tersebut.

Sementara kemampuan produksi AS juga dapat menonaktifkan reaksi harga.