Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
MESKI TERUS ALAMI TEKANAN, RUPIAH MENGUAT TIPIS

10 September 2025, 10.00 WIB


image

Pergerakan nilai tukar rupiah kini menunjukan penguatannya terhadap kurs dolar AS.

Membuka perdagangan pagi hari ini, Rabu (10/9/2025), nilai tukar rupiah mencatat penguatan 0,12% ke posisi Rp16.450/US$, setelah pada penutupan perdagangan kemarin sore ditutup melemah tajam hingga 1,04% ke angka Rp16.470/US$.

Sedangkan untuk indeks dolar AS (DXY) tengah mengalami penguatan tipis 0,05% ke level 97,84. Laju DXY berhasil berbalik arah ke jalur positif 0,34% ke level 97,78, setelah dua hari berturut-turut mengalami pelemahan.

Rupiah juga diharapkan bisa terus bergerak menguat setelah sempat mengalami tekanan cukup dalam pada perdagangan kemarin, lantaran terimbas respon pelaku pasar terhadap perubahan kursi Mentri Keuangan yang sebelumnya di duduki Sri Mulyani kini diganti Purbaya Yudhi Sadewa. Namun, potensi penguatan tersebut menghadapi tantangan baru yakni dari penguatan indeks dolar AS.

Penguatan yang dialami rupiah ini terjadi setelah investor melakukan konsolidasi posisi menjelang rilis data inflasi penting seperti indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI) dan indeks harga konsumen (CPI).

Kedua data tersebut dinilai menjadi penentu untuk melihat sejauh mana dampak kebijakan tarif terhadap harga di ekonomi terbesar dunia tersebut.

Mata uang Paman Sam sempat bergerak melemah setelah rilis revisi data tenaga kerja pemerintah periode April 2024 hingga Maret 2025 lebih rendah nyaris 1 juta dari estimasi awal.

Hal ini menunjukan bahwa kondisi pasar tenaga kerja AS masih belum kuat. Meski koreksi tersebt cepat mereda lantaran fokus pasar kembali tertuju pada data inflasi yang akan menjadi penentu arah kebijakan moneter The Fed.

Dolar AS yang kembali menguat memberikan tekanan tambahan terhadap rupiah. Ketidakpastian global dan potensi inflasi yang tinggi di AS dapat memperpanjang sikap hati-hati bank sentral di seluruh dunia.