Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
DOLAR AS SEMAKIN MENGUAT KEMBALI

23 Oktober 2024, 09.35 WIB


image

Pergerakan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS seiring dengan lonjakan tinggi imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun dan dan data indeks dolar AS.

Mengutip data Refinitiv, mata uang Garuda dibuka melemah 0,09% ke posisi Rp15.570/US$. Namun tidak lama kemudian, rupiah semakin melemah hingga ke angka Rp15.610/US$.

Sedangkan indeks DXY bergerak naik 0,09% ke angka 104,17. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di 104,07.

Nilai tukar rupiah terlihat masih akan mengalami tekanan disepanjang hari ini bersamaan dengan Indeks dolar AS yang bertengger di level psikologis 104, sementara imbal hasil Treasury AS 10 tahun mampu menyentuh level 4,22%.

Kenaikan indeks dolar dan imbal hasil US Treasury bisa memberikan dampak negatif terhadap rupiah. Tingginya imbal hasil US Treasury dapat menarik kembali dana asing yang ada di Indonesia ke pasar AS. Selain itu, kenaikan indeks dolar AS juga mencerminkan jika dolar AS tengah diburu sehingga membuat mata uang lainnya bergerak melemah.

Hal tersebut membuat aliran dana asing berpotensi beralih kembali kedalam pasar modal AS lantaran imbal hasil yang meningkat cukup membuat para investor tergiur.

Sementara data terbaru yang dirilis periode 14 hingga 17 Oktober 2024 oleh Bank Indonesia (BI) menunjukan bahwa dana asing keluar dari pasar keuangan domestik sebesar Rp1,09 triliun. Sebagian besar arus keluar dari Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencapai sebesar Rp5,31 triliun.