Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
MESKI MELEMAH, RUPIAH BERPELUANG MENGUAT KEMBALI

19 Desember 2022, 09.31 WIB


image

Membuka perdagangan pagi hari ini Senin (19/12/2022), nilai tukar rupiah tercatat mengalami pelemahan tipis terhadap kurs dolar AS. Pasar kini tengah menanti kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pekan ini.

Berdasarkan dari data Refinitiv, mata uang Garuda dibuka dikisaran level Rp15.600/US$ atau melemah 0,03%. Setelah itu, pelemahan bertambah menjadi 0,13% ke posisi Rp15.615/US$.

Selain itu, tekanan besar bagi pasar finansial yaitu datang dari eksternal, di mana sejumlah bank sentral utama mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya pada Kamis kemarin (15/12/2022).

Beberapa bank kompak menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin, diantaranya yaitu bank sentral AS (The Fed), Eropa (ECB), Inggris (BoC) dan Swiss (SNB).

Meski demikian, The Fed lah yang paling berpengaruh. Sebagai bank paling poowerfull di dunia, kebijakan moneter yang diambil oleh The Fed menjadi pemicu volatilitas di pasar finansial.

The Fed kali ini memang menaikan suku bunga lebih kecil dibandingkan dengan sebelumnya yaitu 75 basis poin selama 4 kali berturut-turut, namun memproyeksikan suku bunga kedepan akan berada di kisaran 5% hingga 5,25% dan akan dipertahankan hingga tahun 2024.

Bank sentral lainnya juga tetap berkomitmen untuk menaikan suku bunga hingga inflasi menurun.

Ancaman resesi tahun depan semakin nyata dan semakin dekat. Hatersebut membuat sentiiimen pelaku pasar memburuk, bursa saham Wall Street di AS terus mengalami penurunan. Sedangkan nilai tukar rupiah yang merupakanaset emerging market menjadi tertekan.

Fokus utama saat ini tertuju pada BI yang akan mengumumkan kebijakan moneternya pada Kamis (22/12/2022) mendatang. Sebelumnya, BI juga bersikap agresif dengan menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin sebanyak tiga kali menjadi 5,25%.

Langkah BI tersebut cukup ampuh untuk menarik dana investor asing masuk kembali ke pasar obligasi.

Jika suku bunga BI kembali dinaikan 50 basis poin, maka suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Ret menjadi 5,75%, investor asing berpeluang kembali membeli SBN, dan dapat menjadi peluang sentimen positif bagi pasar finansial dalam negeri.

Di pasar SBN sempat terjadi capital outflow lebih dari Rp170 triliun. Namun belakangan kondisi mulai membaik sejak November hingga 9 Desember yang tercatat ada capital inflow sekitar Rp43 triliun.

Sementara jika dana asing terus masuk ke dalam negeri atau capital inflow, maka ini akan memberikan dorongan bagi rupiah untuk berpeluang menguat.

Dapat Kurs Terbaik Hanya Ada Di PT.SAVE Money Changer, Berlokasi Di Daerah Sunter Jakarta Utara