Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
BURSA SAHAM AS BERGERAK VARIASI

10 Agustus 2021, 10.33 WIB


image

Pada perdagangan kemarin, Senin (9/8/2021), Indeks acuan S&P 500 mengalami penurunan. Kekhawatiran akan permintaan bahan bakar selama pandemi yang meningkat kembali telah menyeret saham energi lebih rendah di tengah kenaikan imbal hasil US Treasury mengangkat saham keuangan.

Laju indeks Dow Jones Industrial Average tercatat mengalami penurunan sebesar 106,66 poin atau 0,3% ke level 35.101,85. Sedangkan indeks S&P 500 jatuh 4,17 poin setara 0,09% menjadi 4.432,35. Dan untuk indeks Nasdaq Composite justru naik 24,42 poin atau 0,16% ke 14.860,18.

Saham energi merupakan saham yang berkinerja terburuk dari 11 sektor utama S&P, dengan penurunan 1,48% seiring dengan harga minyak mentah. Selain itu, adanya peningkatan terhadap kasus virus corona dan potensi pembatasan, terutama di China, justru menambah kekhawatiran akan prospek permintaan bahan bakar.

China memberikan laporan lebih banyak infeksi Covid-19, sedangkan kasus dan rawat inap AS berada di posisi tertinggi enam bulan saat varian Delta menyebar.

Sementara untuk saham keuangan bergerak naik, didorong kenaikan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang kembali diatas 1,30% ke posisi tertinggi sejak 16 Juli lantaran laporan lowongan pekerjaan menunjukan bukti lebih lanjut dari pasar tenaga kerja yang membaik.

Investor akan mengamati rilis data inflasi AS pekan ini sebagai petunjuk tentang jalur kebijakan The Fed. Senin kemarin, pemimpin The Fed Atlanta Raphael Bostic menuturkan AS harus melewati krisis pandemi sebelum bank sentral menaikan suku bunga.

Pada pertemuan akhir bulan ini, para pemimpin Fed di Jackson Hole, Wyoming akan meberikan tinjauan tentang rencana potensial bank sentral untuk mulai mengurangi pembelian obligasinya.

Musim pendapatan yang kuat juga telah mendorong saham AS naik ke posisi tertinggi selama dua minggu terakhir.

Pada Jumat akhir pekan kemarin, analis memprediksi pertumbuhan laba kuartal kedua sebesar 93,1% untuk perusahaan S&P 500, berdasarkan data IBES dari Refinitiv.