Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
MAYORITAS BURSA ASIA MENGHIJAU

10 Juni 2021, 10.29 WIB


image

Pada perdagangan hari ini, Kamis (10/6/2021), mayoritas bursa Asia dibuka menguat, di tengah lesunya bursa saham Wall Street di AS jelang rilis data inflasi AS dan periode Mei 2021.

Hanya indeks Shangihai Composite China yang hari ini dibuka melemah di zona merah, dengan penurunan 0,14%.

Sedangkan sisanya dibuka di jalur positif. Laju indeks Nikkei Jepang berhasil menguat 0,11%, Hang Seng Hong Kong sedikit naik 0,03%, disusul indeks Starits Times Singapura dan KOSPI Korea Selatan yang masing-masing naik 0,21% dan 0,1%.

Berdasarkan rilis data ekonomi, indeks harga produsen (producer price index/PPI) Jepang pada periode Mei 2021 naik menjadi 4,9% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya periode yang sama tahun 2020 di posisi 3,8%.

Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM), PPI Jepang pada Mei 2021 justru tercatat menurun ke posisi 0,7% dari yang sebelumnya pada bulan April lalu di 0,9%.

Sementara di Negeri Paman Sam, bursa saham New York yang sempat bergerak menguat di zona hijau kini berakhir memerah, lantaran investor institusi masih menunggu data inflasi AS yang bisa menjadi penanda awal kapan bank sentral AS akan memperketat kebijakan moneternya.

Laju indeks Dow Jones ditutup melemah 0,44% setara 152,68 poin menjadi 34.447,14. Sedangkan indeks S&P 500 terkoreksi 0,18% ke 4.216,62. Dan untuk indeks Nasdaq turun 0,09% menjadi 1.3911,75.

Malam nanti, laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan dirilis Departemen Tenaga Kerja AS yang memberikan sinyal lain terkait inflasi di tengah pemulihan ketidakseimbangan permintaan/penawaran.

Hal ini disebabkan karena investor akan menentukan apakah tekanan inflasi, seperti yang ditegaskan The Fed akan bersifat sementara ata permanen

IHK untuk periode Mei diprediksi naik 4,7% secara tahunan. Pada April, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.

Sebelumnya, The Fed juga sempat memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya didorong oleh stimulus.

Adanya pemulihan ekonomi terlihat dari naiknya pembukaan lapangan kerja April ke posisi tertinggi baru, yaitu 9,3% juta lapangan kerja.