Untuk Mendapatkan Harga Terbaik, Segera Hubungi Kami di (021) 2961 5678                                                                                    
SENTIMEN DALAM DAN LUAR NEGERI TAK PENGARUHI PENGUATAN RUPIAH

26 Januari 2021, 13.40 WIB


image

Hingga perdagangan sesi siang hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih mengalami pelamahan. Kondisi dari dalam dan luar negeri yang kurang mendukung menjadi penyebab rupiah jauhi level Rp14.000/US$.

Pada pembukaan pagi tadi rupiah juga mengalami pelemahan 0,07% ke level Rp 14.020/US$, setelah itu rupiah jatuh hingga 0,43% ke Rp14.070/US$. Namun pelemahan tersebut sedikit terpangkas dan rupiah bergerak di level Rp14.030/US$.

Sementara sentimen dari dalam negeri datang dari kasus Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi meski pemerintah sudah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua pekan terakhir.

Adanya vaksin anti-virus corona nampaknya masih belum membuat pelaku pasar yakin. Lantaran masih menjadi pertanyaan apakah pemerintah mampu memenuhi target kekebalan kolektif (herd immunity) dengan vaksinasi terhadap sebagian besar Warga Negara Indonesia di kuartal I-2022.

Sentimen dari luar negeri yaitu terkait Bank Sentral AS atau The Fed ayang akan mengumumkan kebijakan moneternya pada pekan ini.

Pengumuman tersebut juga sangat dinanti oleh pelaku pasar, karena saat ini muncul kabar di pasar jika akhir tahun ini ada kemungkinan The Fed akan menurunkan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) yang nilainya sekitar US$120 miliar/bulan.

Pengurangan tersebut biasa dikenal dengan istilah tapering. Sebelumnya, pada pertengahan tahun 2013 lalu, The Fed yang saat tiu dipimpin Ben Bernanke juga pernah mengeluarkan wacana tapering.

Munculnya wacana tersebut sempat membawa dolar AS menguat, hingga ada istilah taper tantrum. Jadi jika suku bunga rendah serta QE, makan laju nilai tukar dolar AS terus mengalami penurunan. Sehingga saat wacana pengurangan QE tersebut muncul dan akhirnya dihentikan, dolar AS langsung bergerak melonjak.

Dari pengalaman itu, pelaku pasar menjadi lebih berhati-hati jelang pengumuman kebijakan moneter The Fed.